Saturday, March 13, 2010

Kasih Seorang Ayah...

Tatkala seorang anak perempuan bertanyakan kepada ayahnya yang sudah tua, tanpa disengajakan anak perempuannya melihat ayahnya mengusap wajahnya yang mulai berkerut dengan badannya yang makin membongkok dimakan usia dengan suara batuk tuanya…

Lalu anak perempuan itu bertanyakan kepada ayahnya : “ayah, kenapa wajah ayah makin berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???”
demikian pertanyaan anak perempuan kepada ayahnya ketika sedang santai di beranda,

Si ayah menjawab "Kerana aku lelaki "

Anak perempuan itu berkata tidak memahami apa yg telah dimaksudkan oleh ayahnya itu dengan sendirian ” aku tidak mengerti” dengan berkerut kening karena jawapan si ayahnya membuat hatinya bingung.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya manja rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.
Kerana perasaan ingin tahu lalu si anak perempuan segera mendapatkan ibunya untuk bertanyakan persoalan yg membingungkan dirinya itu, si anak perempuan bertanya kepada ibunya :

“Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???”

Ibunya menjawab “Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian “. hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawapan, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawapan pertannyaannya selama ini yang selalu ia cari.
” Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang seri dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi. “

“Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya. “

“Kuberi kemahuan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya, “

“Kuberikan keperkasaan dan mental pintar yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil jerih payahnya.”

“Kuberikan kesabaran, ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya.”

“Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya.”

“Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara.”
“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-anaknya. “

“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahawa isteri yang baik adalah isteri yang sentiasa setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah isteri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi.”
“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirannya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya. “
“Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”
Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh, setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”

Jadi bila mana ayah kita masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan gembira, Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan doakan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya . Doaku selalu bersamamu Ayah….

p/s : Al-fatihah kepada ayahku yg telah pun meninggal dunia pada tahun 2008 dulu… terima kasih….

No comments:

Post a Comment